BREAKING NEWS

Tips

Kelas Menulis

Buku

DAMPAK AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI BUMI EMAS HITAM

Semangat membara masyarakat penambang minyak di Kedewan, Wonocolo memang tidak perlu diragukan lagi. Demi sesuap nasi buat keluarga tercinta mereka rela bangun pagi dan bekerja keras tiap hari dari jam 06.00 sampai pukul 17.00 bertempur dengan bau menyengat dan terik mentari. Terlihat orang-orang gagah memikul jirigen dan mengangkut dengan motor lalu lalang kesana kemari. Aktivitas itu berlangsung setiap hari tanpa henti selama nafas masih bisa mereka hembuskan pada dunia. Setiap hari, setiap waktu bergelut dengan emas hitam “minyak” membuat kesehatan mereka terganggu, meski mungkin mereka tidak menyadarinya.
Selain itu adalah kesehatan alam. Tak bisa dipungkiri bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan alam selalu menimbulkan reaksi alam. Karena selalu adan hubungan timbal balik antara alam dan makhluk yang berinteraksi dengannya. Seperti kegiatan pertambangan di Bojonegoro dan Kedewan khususnya yang sudah turun temurun pelaksanaannya.

Dampak Positif yang mungkin timbul adalah :
  • Member nilai tambah secara nyata pada pertumbuhan ekonomi keluarga atau nasional, jika tidak ada kecurangan-kecurangan.
  • Meningkatkan pendapatan asli daerah, mengingat harga minyak dunia kian hari kian naik.
  • Mengurangi pengangguran, karena kegiatan pertambangan menyerap banyak tenaga kerja.

Dampak negatif yang mungkin timbul adalah :
  • Kesehatan yang terganggu. Karena tidak bisa di pungkiri keseharian bergelut dengan minyak sedikit atau banyak air minum dan udara di lingkungan tersebut tercemar.
  • Kerusakan alam. Proses Pembukaan Lahan untuk kegiatan Pertambangan mengakibatkan dampak yang signifikan yaitu hilangnya vegetasi alam. Terlebih jika kegiatan pertambangan tersebut di kawasan hutan lindung seperti di Kedewan. Dengan hilangnya vegetasi alam secara otomatis akan membuat
    perumahan pada iklim mikro, keanekaragaman hayati dan habitat satwa di dalamnya. Kemudian akan memungkinkan terjadinya erosi dan sedimentasi saat musim penghujan seperti saat ini.
  • Kesenjangan sosial. Keluarga yang mempunyai banyak anak putra banyak mendapatkan pemasukan, sedangkan yang anaknya perempuan-perempuan tidak mampu melakukan kegiatan pertambangan tingkat kesejahteraannya tertinggal.
  • Pelanggaran HAM. Siapa yang kuat menindas yang lemah. Yang mempunyai sumur minyak banyak makin kaya bahkan mungkin hal itu dilakukan dengan cara yang salah. Merampas misalnya.
  • Tidak perduli dengan Pendidikan. Pemikiran kerja sebagai penambang
    dapat mendatangkan banyak uang, juga keseharian yang ditunnjukkan ayah dan kakeknya sebagai penambang membuat anak laki-laki usia 10 tahun keatas mulai tidak perduli dengan sekolahnya dan hanya bercita-cita sebagai penambang. Seperti kisah Warso murid sematawayang kelas 6 SDN II Wonocolo yang saya temui saat kegiatan Kelas Inspirasi Jawa Timur dilakukan serentak diberbagai kota Tanggal 11 November 2013 lalu. Sungguh miris memang usia Warso yang seharusnya masih bisa bermain dengan teman sebayanya dan leluasa mengenyam bangku pendidikan dan mempunyai cita-cita yang tinggi, musti kacau karena faktor ekonomi keluarga yang bisa dibilang kurang sejak ayahnya sakit.
Mungkin bisa jadi bahan koreksi pemerintah daerah / dinas terkait untuk lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan akan pentingnya kesadaran hidup bersih demi kesehatan dan juga tentang pentingnya pendidikan di daerah tersebut demi masa depan. Karena pelajar-pelajar itu kelak adalah seorang pemimpin yang juga generasi negeri Indonesia ini.

Posting Komentar

*Terimakasih... atas Kunjungannya... ^_^
Salam Persahabatan yaaa.... *_*

 
Copyright © 2015 Lely Chusna
Distributed By lelly collection. Powered by Blogger