Jum’at 19
Oktober 2012, pukul 14.00 WIB. Terik mentari siang itu sedikitpun tak menyurutkan
smangat kami (Generasi Muda yang ingin lebih kenal dengan Buku dan Sastra) bertempat
di Sanggar Guna kita mengikuti event Bedah buku. Dua Buku yang di Bedah siang
itu adalah buku 13 Perempuan karya Yonathan Rahardjo dan Margendut Sayang karya
Prawoto R. Sujadi. Dua buku yang sama-sama bertemakan tentang perempuan. Dua buku
juga yang mengantarkan Maria Dorotea (yang akrab dipanggil Tea) Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
mendapat Nilai A untuk Skripsinya, yang memang mengangkat tentang Male Feminism
dan wanita yang mengkaji dua buku tersebut.
Kesempatan hari itu juga tea manfaatkan
buat berbagi pengalaman kepada semua peserta bedah buku sepanjang perjalanannya
bergelut dengan kertas dan “male Feminism” dan semestapun mendukung terik matahari
tak lagi menyelekit di kulit yang ada hanya cuaca redup yang menyejukkan dan
penuh semangat.
“Ok.. sebelum tea bahas jauh tentang male feminism, kira-kira
temen-temen semua ada yang tau nggak perbedaan sek dan gender??” Tanya tea
“Sama-sama tentang jenis kelamin…” Jawab salah
satu peserta bedah buku dan semua peserta sepakat dengan jawaban itu.
“Ok.. Jadi perbedaan sek dan Gender adalah kalo sek perbedaan
jenis kelamin secara biologis atau ilmu kedokteran, sedangkan gender adalah
perbedaan fungsi, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam masyarakat
sosial” Jelas
tea.
Satu poin
yang serius namun jarang terlintas dipikiran kita tentang Wanita adalah, kita
setuju donk kalo wanita adalah sosok yang luar biasa, hampir semua agama juga
mengagungkan derajat wanita. Dan dizaman modern seperti saat ini banyak banget
wanita-wanita luar biasa. Wanita banyak yang jadi anggota dewan, presiden,
menteri, manager dsb. Tapi masalahnya “kenapa wanita masih tidak percaya diri
dan suka menganiaya dirinya sendiri…???” Badan gemuk sedikit cepet2 diet, item dikit
perawatan, ikal dikit bonding, smooting dsb. Kenapa wanita kurang bersyukur dan
kurang bisa menjadi dirinya sendiri seutuhnya..?? (jawabannya ada pada diri kalian sendiri, hey para wanita) ^_^
Matahari kian
melaju ke barat, setelah maria dorotea bicara panjang lebar soal wanita dan
male feminismnya. Tiba saatnya Yonathan Rahardjo membedah bukunya “13 perempuan”
judul 13 perempuan diambil dari keseluruhan isi cerpennya yang memang membahas
13 orang perempuan, dan sekaligus ingin menghapus anggapan bahwa 13 adalah
angka sial. Lain dengan buku “13 perempuan” yang berisi cerpen sesuai dengan
pengamatan pengarang tentang perempuan, buku “Margendut sayang” karya Prawoto
R. Sujadi berisi tentang kumpulan puisi sepanjang perjalan cintanya dengan
wanita yang ia cintai (yang kini adalah teman hidup penulis) yang tertulis pada
status2 di jejaring sosial dan sms. Buku ini juga beliau persembahkan bagi para
undangan di pernikahan beliau sebagai souvenir.
“ini juga terinspirasi dari mas yonathan rahardjo karena dulu
beliau juga memberi souvenir pada para undangan dengan buku, tapi bukan
kumpulan puisi cintanya namun kumpulan cerpen perjalanan cintanya dengan sang
istri”
jelas om Pra
Untuk judul “margendut sayang” dan “13 perempuan”, kata “margendut”
yang unik dan “13” si angka sial adalah trik marketing juga, setidaknya dari
judul buku yang kita bikin ada sesuatu yang WOoW gtu. Jadi nggak sulit buat menarik
perhatian pembeli. Tambah mas Yonatan.
Disitu Prawoto
R. Sujadi atau sering disebut Om Pra juga berbagi ilmu. Tidak sulit buat
menulis, kalian hanya butuh subjek yang ingin kalian angkat, amati subjek itu. Lihat,
dengarkan dan rasakan maka mata, hati dan pikiran akan bercerita sendiri
melalui tulisan kita.
Selamat berkarya…!!!
wah dibikin note...
BalasHapuskeren mba...
^^d
vera> hehehee... ^_^
BalasHapus