Demi memaksimalkan misi “Bojonegoro Lumbung Pangan dan Energi” Dinas Komunikasi dan informasi Bojonegoro selama dua hari ( 18-19 Desember 2013) mengajak 4 pemenang Lomba blog tentang potensi lokal Bojonegoro untuk mengenal lebih dekat akan potensi lokal Bojonegoro. selain sebagai kado “jalan-jalan” buat para pemenang, kegiatan ini diharapkan juga mampu menggali rasa cinta dan semangat mereka untuk mempromosikan segala Potensi Lokal yang ada di Bojonegoro kemata Dunia. Semangat ceria dari wajah para pemenang yang akan di ajak eksploring potensi lokal Bojonegoro bergerak lurus sejalan dengan semangat pemerintah daerah demi mewujudkan kesuksesan “Bojonegoro sebagai Lumbung pangan dan energy".
18/12/2013 Tepat pukul 10.00 rombongan berangkat dari kantor dinas komunikasi dan informasi Bojonegoro. Lokasi yang pertama adalah di kecamatan Malo, kecamatan yang berada di sebelah barat kecamatan kota Bojonegoro yang kaya akan potensi lokal ini dipimpin oleh Bapak Dandy. Banyak potensi tersimpan di Malo salah satunya adalah minyak bumi. Namun karena medan yg gak memungkinnkan ke lokasi tersebut sumr minyak tersebut tidak terlalu di ekspos. Untuk produk makanan Malo terkenal dengan getuk singkongnya yang gurih dan lembut selain itu juga ada marning. Tapi saat musim penghujan seperti ini banyak lahan yang kebanjiran dan otomatis mematikan pertanian singkong dan jagung para petani sehingga tidak bisa produksi. Potensi lainnya adalah Jembatan Malo. Pada bulan Puasa jembatan ini ramai sekali. Sepanjang jalan ada puluhan pedagang dan muda mudi yang menghabiskan waktu menunggu bedug magrib sembari menikmati kcantikan matahari tenggelam. Harapan bapak camat adalah supaya ada sentuhan koneksi internet wifi di sepanjang jembatan malo adar masyarakat Malo juga bisa melek internet.
Lokasi selanjutnya adalah di Desa Ngrendeng desa yang mempunyai potensi kerajinan gerabah. Disana kami menemui Bapak. Safraun pengepul kerajinan gerabah dari Sekitar 150 warga telah memproduksi. Yang kemudian di pasarkan ke dalam dan luar kota. Untuk daerah produksinya adalah ke Solo, Semarang, Kudus, Ponorogo dan yang paling jauh adalah Sumatera. Kendala yang pengrajin raasakan adalah saat musim penghujan. Karena saat musim penghujan selain daerah mereka banjir untuk proses membakaran dan mengeringan cat juga terhambat. Harapan mereka dalah supaya pemerintah memberikan bantuan dana simpan pinjam atau Cuma-Cuma pada mereka untuk melestarikan potensi ini. Selanjutnya mereka juga berharap di buatkan showroom untuk memasarkan dan menampung produk mereka.
Selanjutnya kita ke daerah Kedewan, Wonocolo. Disana kami menemui Bapak Samsuri salah satu pemilik sumur minyak tradisional. Beliau menceritakan ke kami kalau hasil produksi minyak ini sejak diresmikannya oleh Bupati Bojonegoro dan Gubernur Jawa timur minyak langsung di setor ke Pertamina. Sebelumnya kan di produksi sendiri oleh masyarakat kemudian juga di jual sendiri ke masyarakat. Minyak di hargai dengan Rp. 4500 / litter. Kegiatan penambangan minyak beroperasi sejak pukul 06.00 sampai pukul 16.00 sore. Rata tiap hari dapat memproduksi sekitar 7 barell (@ 159 litter). Kendala yang mereka rasakan adalah medan yang jelek. Jalanan yang berliku, nanjak dan berbatu cukup menyulitkan perjalannan mereka untuk setor minyak ke Pertamina. Harapan mereka buat Pemerintah adalah agar pemerintah memperbaiki jalan dan menyiapkan bantuan modal untuk mereka gunaka membeli peralatan pertambangan tradisional di Wonocolo ini.
Setelah naik turun menakhlukkan bumi winocolo rombongan lalu snggah di rumah Bapak Tasrap pengerajin kayu di Kasiman. Barang yang beliau produksi sangat beragam. Mulai dari perabot rumah tangga, hiasan dinding sapai mainan adak “dakon”. Untuk pemasaran sudah cukup luas bahkan beberapa produk seperti meja lung dan ukiran sudah pernah kirim ke luar negeri. Kendala yang beliau rasakan adalah saat musim penghujan seperti ini kota-kota banyak yang banjir sehingga mengganggu proses pengiriman barang juga menghambat proses finishing atau pengeringan cat / plitur. Bapak Tasrap berharap agar di bantu mempromosikan produk mereka kemudian adanya bantuan juga dari pemerintah berupa modal usaha. Perjalanan menggali Potensi Lokal Bojonegoro selesai disini. Sekitar pukul 20.30 kita sampai di kantor komunikasi dan informasi Bojonegoro kembali.
Melanjutkan perjalanan kemarin, hari ini 19/12/2013 tujuan kami adalah ke Potensi lokal Bojonegoro yang berada di selatan dan timur. Dimulai dari di Kecamatan Dander yang dipimpin oleh Bapak Fatchur, bersama beliau kami mencoba menggali informasi tentang potensi setempat. Banyak potensi di sana antara lain adalah taman dan kolam renang Tirta Wana Dander, yang lahan di belakangnya indah sekali , dan sumber air di ngunut. Mendengar cerita pak camat kami jadi penasaran untuk mengunjungi langsung ke tempat-tempat berpotensi tersebut. Namun ternyata saat kita sampai di lokasi kita sangat kecewa dengan pemanfaatan lahan di belakang kolam renang tirta wana Dander tersebut. Sampah menggunung dan lahan yang dulunya di pakai buat lapangan golf kini jadi lahan kosong dengan rumput yang sedengkul dan kambing berkeliaran disana. Miris memang melihat kenyataan itu tapi ya semoga kedepannya kita bisa berjuang bersama demi mewujudkan Bojonegoro yang ASRI.
Setelah mengunjungi potensi lokal di kecamatan dander kami langsung ke selatan ke Kecamatan Temayang. Kecamatan yang dipimpin oleh bapak Agus Purwanto ini memiliki sejuta keindahan alam. Mulai dari daerah yang berbukit juga masyarakat yang berjiwa seni. Kesenian Tayub adalah salah satunya, kesenian ini sudah turun temurun dilestarikan sejak tahun 1950. Yang mana pada tahun 2007 baru mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Untuk lokasi wisata sendiri selain terdapat waduk pacal temayang juga mempunyai Gua Macan yang sangat indah tepatnya terletak di daerah Soko. Namun sayang belum terlalu di kenal banyak orang karena memang medan ke lokasi tersebut yang sulit dan tidak ada signal. Bapak Agus berharap untuk kedepannya pemerintah mau sedikit memperhatikan dan memperbaiki jalan menuju ke lokasi Gua Macan tersebut.
Setelah ngobrol ma pak camat Temayang kita lanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Kedung adem. Sepanjang perjalanan rasanya enggan banget tidur, jangankan tidur kedip aja rasanya nggak mau karena takjub kami dengan ciptaan Allah yang begitu Luar Biasa. Hamparan sawah dan hutan jati yang luas rasanya nggak salah banget kalo Bojonegoro menjadi “Lumbung pangan dan energy negeri” Subhanalloh bener-bener luar biasa. Sesampainya di kantor kecamatan kami menemui pak Djuono (camat setempat) gak banyak ngobrol, kita langsung ke lokasi Pertanian Bawang merah. Disana kami menemui Bapak M. Nur Hasyim kepala desa Nduel.
Bisa di pastikan 90% warga kedung adem bermata pencaharian sebagai petani bawang merah. Yang mana Selama setahun bisa panen 2 kali selebihnya / saat musim kemarau para petani tersebut menanami lahannya dengan cabe dan terung. Kendala yang mereka rasakan adalah saat musim tanam ketersediaan benih masih belum pasti, selain itu adalah saat musim kemarau air dari embung masih belum mencukupi kebutuhan pengairan para petani yang jumlah lahan mencapai 1000 ha se kecamatan kedung adem. Untuk harapannya sendiri adalah secara khusus Pak kepala desa nduel ini menginginkan di bangun 1 embung lagi di desa beliau, kemudian secara umum adalah supaya pemerintah membantu agar ada pihak yang menyediakan / mensuplay benih kepada mereka agar pertanian bisa terus berlanjut dan para petani tidak perlu pontang panting mencari benih di Nganjuk dan sebagainya. Perjalanan berakhir disini, semoga masih ada perjalanan-perjalan selanjutnya.
Kritik :
Setelah melihat langsung di lokasi Potensi Lokal Bojonegoro saya cuman mau mengkritik perawatan di tirta wana dander. Sebenernya sudah bagus banget kalo lokasi tersebut di jadikan Kebun Raya Bojonegoro, tapi sayangnya dibelakang lokasi yang pemandangannya sebenarnya indah banget. keindahan itu harus hancur oleh gundukan-gundukan sampah penjual setempat dan mungkin juga dari pihak-pihak yang selesai melakukan kegiatan perkemahan disana.
Saran :
Dari semua curhatan narasumber kebanyakan mengeluhkan soal jalan, jadi sebaiknya di perbaiki dulu jalan-jalan menuju lokasi yang berpotensi tersebut termasuk lokasi ke Goa Macan. Kalo jalan sudah bagus otomatis akan banyak pengunjung dan akan jadi sumber pendapatan juga buat warga setempat. Apalagi kalo warga juga kreatif membuat souvenir dengan tema lokasi wisata tersebut atau ada makanan khas disana, pasti malah rame pengunjungnya.
*Perjalananku bersama Dinas Komunikasi Dan Informasi Bojonegoro dan temen-temen Pemenang Lomba Blog Potensi Lokal Bojonegoro.
Posting Komentar
*Terimakasih... atas Kunjungannya... ^_^
Salam Persahabatan yaaa.... *_*