Surat kecil Bidadari kiri, untuk Bidadari kanan

Assalam mu'alaikum... Alhamdulillah prosesi demi prosesi telah terlaksana dengan lancar dan penuh kebahagiaan. Buk… tak lamalagi buah hatimu akan bertambah satu, bukan karena ibu akan melahirkan bayi lagi dari rahim ibuk, tapi… putra ibuk yang sudah dewasa akan segera menikahi seorang gadis.

Dan aku bersyukur sekali karena gadis itu adalah aku. Akulah yang kelak akan menjadi anak perempuanmu selain Dyah buk. Terima kasih ibuk telah mempercayakan putra kesayanganmu kepadaku. Terima kasih telah merawat, membimbing dan membesarkannya hingga dewasa. Kini… giliranku yang akan mendampinginya, meliwati hari-harinya. Terima kasih ibu telah merelakannya. Meski ku sadar, aku tidak akan bisa menyaingimu sebagai wanita.

Penerimaanmu padaku adalah anugerah terbesar bagiku, terima kasih sudah menerimaku menjadi bagian dari keluarga ibuk. Taukah buk, betapa jantungku berdetak begitu kencangnya saat pertama kali putramu membawaku memperkenalkanku padamu..??? aku gugup luar biasa juga takut jika ibu akan menolakku. Namun kekhawatiranku hanyalah ada dibenak naluriku, dengan tangan terbuka dan senyum yang hangat ibu menerimaku, mengijinkanku menjadi bagian dalam keluarga besarmu.

Masih sangat terkenang saat pertama kali kita bertemu, ibulah yang membuka obrolan, memahamiku yang saat itu aku sangat ada dalam kegugupan yang luar biasa. Dipertemuan berikutnya sambil melangkahkan kaki menuju mushola untuk menjalankan sholat magrib berjama’ah ibu menceritakan kelucuan putra kesayangan ibu semasa kecilnya dan memperkenalkan ku pada sanak saudara yang kebetulan juga ada dalam mushola itu. Ibu juga bersedia merepotkan diri memasak aneka makanan untuk makan malam aku dan putra kesayanganmu. Terima kasih ibu, telah bisa memerima aku gadis kecil yang biasa-biasa saja ini dengan sepenuh hati.

Terima kasih ibu, karena telah percaya bahwa cinta lebih berharga dari sebongkag materi atau rupa. Harus ku akui bu, bahwa aku hanyalah gadis yang biasa-biasa saja. Aku tak pandai meracik bumbu di dapur menjadi aneka santapan selezat masakan yang ibu masak, aku juga tak padai memoles bedak dan lipstik, Selera pakaianku pun jauh dari kata modern gaya pakaian anak muda jaman sekarang, Gaya jilbabku pun tidak seperti para hijaber saat ini, aku sangat tidak mengikuti gaya pakaian anak muda jaman sekarang.

Maafkan aku buk, belum bisa menyiapkan masakan selezat masakan yang ibu siapkan untuk putramu selama ini. Dan jika dibandingkan dengan gadis lainnya aku memang kalah menawan, tapi ibu harus tau kadar cintaku pada putramu tak aka nada yang membandingi. Aku berjanji pada ibuk, bahwa dengan sepenuh hati, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang melekat didiriku aku akan berusaha membahagiakan putramu.

Aku siap belajar menjadi istri sholeha, dan semoga ibu juga mau membimbingku menjadi istri yang istimewa. Ibuk, aku juga ingin ibu tau bahwa ada banyak hal dari ibu yang ingin aku tiru, aku ingin tangguh dan serba bisa seperti ibuk.

Ibuk, tak kurang dari 4 bulan hari bahagiaku dan putramu akan tiba, kami akan mengucap janji sehidup semati di depan puluhan pasang mata. kami juga akan menautkan jemari hingga kami menua. Aku akan jadi teman hidupnya yang akan selalu menemani hari-harinya, saat suka maupun duka. Aku berjanji akan selalu ada disampingnya buk.

Ibuk jangan khawatir, saat putramu telah menjadi suamiku, kami akan sering berkunjung kerumah ibuk. Aku juga akan selalu menyempatkan diri menelpon ibuk demi menanyakan kabar ibuk. Putra ibuk nggak akan kemana-mana, dia akan tetap jadi putra kesayangan ibuk. Ibuk juga tak usah cemas, aku akan menggantikan posisi ibuk. Karena memang ada 2 tempat untuk sepasang bidadari putramu. Untukku wanita yang mendampinginya, dan untukmu wanita yang melahirkannya ke dunia ini.

Dariku, gadis kecil yang siap mendampingi putramu sampai akhir usia.