Area persawahan di malo terendam banjir |
Assalam mu'alaikum... Yapss… rasanya gak aneh kalo dengar Bojonegoro Banjir. Bisa dibilang Banjir adalah tamu tahunan masyarakat Bojonegoro yang tinggal di pinggiran Aliran Sungan Bengawan Solo. Banjir menenggelamkan jalan-jalan desa, rumah dan perabot di dalamnya, juga area persawahan. Seperti yang saya lihat saat perjalanan ke Kecamatan Malo akhir tahun lalu. Berhektar-hektar area sawah yang baru di Tanami tak kelihatan sedikitpun batang padinya karena tenggelam banjir. Miris memang, masyarakat yang hanya bermata pencaharian sebagai petani musti menerima kenyataan gagal tanam karena banjir menyapa daerah mereka.
Namun seiring berjalannya waktu masyarakat mulai bersahabat dengan banjir. Para petani sudah pandai memprediksi kapan harus tanam dan kapan harus mencari pekerjaan sampingan saat sawah tak bisa jadi tempat mereka mencari nafkah. Menangani masalah banjir tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena banjir penangannya harus Total dari Hulu sampai Hilir. Harus bener-bener ada niat kompak dan berkesinambungan sepanjang daerah aliran sungai bengawan Solo.
Mungkin Bendungan-bendungan bisa sedikit mengurangi bahaya banjir. Tapi alangkah lebih bijaksana kalo kita sebagai manusia berintrospeksi diri. “apa yang terjadi adalah karena ulah tangan manusia juga”. Jadi plis dech STOP penebangan hutan secara liar, STOP pencurian kayu seberapapun butuhnya uang. Janganlah meursak alam, kalo tidak ingin dirusak oleh alam.
Dan untuk mengimbangi masalah pencurian kayu atau penebangan hutan sembarangan, mungkin mulai sekarang bisa dimulai reboisasi. Membuatan hutan-hutan kota seperti Urban Forest di Solo yang pernah saya temui dan ikut menanam pohon bersama disana. Mungkin hal iku jauh lebih efektif untuk menanggulangi banjir meski sedikit harus bersabar menunggu pohon-pohon itu besar, setidaknya manfaatnya akan jauh lebih maksimal dari pada harus menyalahkan sana-sini.
Dan satu yang harus dipahami, gak akan ada tukang angkut barang pakai gerobak kalo tidak ada banjir. Tidak ada pula orang yang ikhlas berbaik hati menyumbangkan nasi bungkus jika tidak ada banjir. So… mulailah berprasangka baik dengan si banjir. Sesungguhnya itu juga jalan kita untuk memperbanyak amal dan ibadah.
Saya sangat acungi jempol untuk Kang Yoto dan Semua Panitia acara #FestivalBengawanBojonegoro yang diadakan beberapa waktu lalu yang merupakan rangkaian acara peringatan HUT Bojonegoro ke-337. Selain memberikan hiburan kepada masyarakat akan #IndahnyaBengawanBojonegoro hal itu juga dapat membuat Bengawan Bojonegoro berbahagia karena semua mata tertuju padanya, ada perhatian khusus untuknya. Dan semoga kita selalu bisa menjaga alam sehingga alam tidak murka. “Saatnya Melihat, Memperlakukan, Menggauli Bengawan Bojonegoro dengan Kasih Sayang & Saling Memberi” (QuoteKY)
Saya sangat acungi jempol untuk Kang Yoto dan Semua Panitia acara #FestivalBengawanBojonegoro yang diadakan beberapa waktu lalu yang merupakan rangkaian acara peringatan HUT Bojonegoro ke-337. Selain memberikan hiburan kepada masyarakat akan #IndahnyaBengawanBojonegoro hal itu juga dapat membuat Bengawan Bojonegoro berbahagia karena semua mata tertuju padanya, ada perhatian khusus untuknya. Dan semoga kita selalu bisa menjaga alam sehingga alam tidak murka. “Saatnya Melihat, Memperlakukan, Menggauli Bengawan Bojonegoro dengan Kasih Sayang & Saling Memberi” (QuoteKY)
Rangkaian acara #FestivalBengawanBojonegoro |
Antusias pelajar menyaksikan rangkaian #FestivalBengawanBojonegoro |
Salah satu Peserta LombaPerahu Hias #FestivalBengawanBojonegoro |
Sang Merah Putih berkibar di #FestivalBengawanBojonegoro |
Semangat peserta mendayung pakai kayu, diantara peserta lain yang memakai tenaga mesin #FestivalBengawanBojonegoro |
Anugrah yang ia rasakan saat menyaksikan #FestivalPerahu #FestivalBengawanBojonegoro |
Okey... dirgahayu Bojonegoro semoga semakin jaya, Sukses buat #FestivalBengawanBojonegoro #BojonegoroMatoh
Posting Komentar
*Terimakasih... atas Kunjungannya... ^_^
Salam Persahabatan yaaa.... *_*