BREAKING NEWS

Tips

Kelas Menulis

Buku

Kelas Menulis

Hari Minggu, 26 Februari 2012
Kelas “Menulis Kreatif” ala Blogger Bojonegoro yang bekerja sama dengan Sindikat Baca, Beberapa penulis Novel dan Wartawan di Bojonegoro punya tema Nobar Film the Freedom Writers Diary.

Hari yg cerah dan suasana yang nyaman hari itu bener-bener bikin kita semua begitu menikmati alur cerita pada Film the freedom writers diary. sambil dikit2 tengok translatenya... *hahaaa... maklum pakai bahasa Linggis Inggris...

Yapss... Sebuah film drama Amerika yang disutradarai Richard LaGravenese dan telah dirilis 5 januari 2007 lalu. Diangkat dari sebuah buku yang berdasarkan kisah nyata, “The Freedom Writers Diary”. Dengan tokoh utama Erin Gruwell yang diperankan oleh Hillary Swank. Mengisahkan bagaimana perjuangan seorang guru dalam mengajar murid-muridnya untuk menemukan “kebebasan”. Film yang dapat menjadi bahan renungan dan inspirasi buat qta semua.
Di awal film kita langsung diperlihatkan dengan maraknya isu golongan(rasisme) yang terjadi pada tahun 1994 di Long Beach, California. Perkelahiaan dan penembakan antar golongan merupakan hal yang “wajar”. Empat golongan yang saling bersitegang: kulit putih, kulit hitam, asia, dan latin. Masing-masing dari mereka ingin melenyapkan satu sama lain demi sebuah nama baik. Anak-anak teracuni dengan kondisi sekitar, yang akibatnya mendapat warisan "kebencian terhadap golongan lain". Seperti sebuah sirkulasi yang tidak ada habis-habisnya. Yang mereka fikirkan hanyalah kebanggaan saat mereka berjuang untuk golongan mereka.
Woodrow Wilson High School, tempat di mana Erin mengajar untuk pertama kalinya. Erin memilih Wilson karena program integrasi yang dijalankan sekolah tersebut. Kelas 203 menjadi saksi sejarah dimana Erin mengawali kisah dengan anak-anak didiknya. Sebagian dari mereka telah merasakan pahitnya penjara. Erin pun tidak disukai. Di kelas, Erin dianggap orang kulit putih yang tidak tahu apa-apa akan kehidupan mereka.  Aroma rasisme sangat kental. Anak didik Erin duduk berkelompok sesuai dengan golongan masing-masing. Erin ingin menyadarkan mereka, bahwa hidup seperti yang mereka jalani sekarang bukanlah hal yang baik. Erin memulai niatnya dengan meminta pihak sekolah untuk meminjamkan buku bagi anak didiknya, tetapi ditolak. Hal tersebut tidak membuatnya surut. Dia memutuskan untuk bekerja paruh waktu demi pengadaan buku. Salah satu buku yang diberikan Erin adalah The Diary of Anne Frank. Erin melakukan hal tersebut agar murid-muridnya sadar bahwa perang antar golongan yang selama ini berkecamuk sungguh tidak memanusiakan manusia. Lambat laun harapan Erin mendapati titik terang. Kegigihan perjuangan dan keikhlasan seorang guru membuahkan hasil. Kepuasan adalah yang terpenting bagi Erin. Rasa puas saat dirinya dapat bermanfaat bagi sesama.
Kembali ke freedom writers anak didik Erin berinisiatif untuk mendatangkan Miep Gies, sahabat Anne Frank. Usaha keras pun mereka lakukan. Dari berjualan makanan sampai mengadakan konser. Miep Gies pun datang. Pengalaman Miep Gies memberikan sebuah pandangan baru bagi penghuni kelas 203. bahwa hidup adalah pilihan. Jika telah yakin pilihan itu benar maka jalanilah.
Setiap keputusan pasti ada konsekuensinya n saat qta telah memutuskan sesuatu maka yakin dan percayalah kalau kamu bisa dan pilihanmu tadi adalah benar.
Sejauh ini Erin telah berhasil mendidik siswa-siswanya. Namun ternyata keberhasilan Erin didampingi dengan kegagalan. Keberhasilannya harus di bayar dengan pengorbanan yang tidak di inginkan. Terlalu focus dengan pekerjaannya, rumah tangganya terbengkalai dan berakibat perceraian.
Tetapi apakah hanya karena Erin gagal dalam membina rumah tangga, lantas dia dinyatakan tak pantas memberi nasihat ke orang lain? Apakah kemudian Erin dinyatakan tidak pantas mendidik orang lain?
Dalam hal ini setiap orang pasti pernah menggoreskan noda hitam dalam hidupnya. Akan lebih bijak melihat apa yang disampaikan, daripada melihat siapa yang menyampaikan.
Percayalah, seburuk apapun orang itu terlihat, masih ada kebaikan yang agung dalam dirinya.
Hal yang menarik dilakukan oleh Erin, dan hal itu menjadi batu loncatan dalam menggapai harapan. Erin memberikan anak didiknya sebuah diary dan memberikan  kebebasan atas diary tersebut. Sebuah kebebasan pun mereka rasakan saat menulis. Dimulai dengan menulis apa yang mereka rasakan dan alami. Ternyata dengan menulis dapat mereduksi beban pikiran dan kegalauan. Beban pikiran tersebut mereka tuangkan dalam bentuk tulisan. Sangat sederhana. Tidak dibutuhkan kemahiran dalam menulis, cukup bermodalkan kemauan, jujur dan menghargai semua yg telah terjadi.
Jika kita tidak dapat menyatakan secara langsung, maka kita dapat menyatakannya dalam bentuk tulisan.
Dan dalam film tersebut, Erin dapat memahami apa yang anak didiknya rasakan dari tulisan mereka. Tidak salah jika film tersebut bejudul freedom writers "kebebasan penulis". Anak didik Erin menulis apa yang ingin mereka tulis.  Tulisan yang sederhana dan dapat memberikan perubahan. Dari situ dapat dilihat bahwa menulis memberikan manfaat.
so... 
Menulislah, karena dari tulisan terekam ide-ide besar.
Menulislah, karena dengan menulis kita dapat berkomunikasi dengan banyak manusia di masa ini dan di masa depan.
Menulislah, untuk sekedar menggerus beban yang ada dalam pikiran kita.
Menulislah, maka banyak hal dapat tersampaikan.
Hemm... hemm... film selesai n kelas manulis di tutup oleh pak Anas.
Jenk... jenk... tapiiiiiiiiiiiii.. lhoh... lhoh...??? semua peserta sama sekali gk ada yg pindah dari tempat mereka masing2, termasuk Q... heheee... *ada lemnya yaaa...??? hemm..hemm... ya enggak lah... ternyata kita semua masih tersepona terpesona dengan film tadi...
al hasil pak anaspun masuk di tengah2 kita lagi... huaahahaaaa...

bener2 film yg dahsyat nich... film itu bisa membius kita semua seolah-olah bener2 merasakan pahit manis nya jadi seorang Pendidik yg Luar Biasa seperti Erin yg akhirnya Rumah tangganya hancur...
hohooooo....

#satu adegan yg paling dahsyat adalah saat Erin dikasih 2 pilihan oleh suaminya... yg intinya Erin disuruh milih antara anak didiknya atau suaminya... Donk... Denk... *Pilihan yg SANGAT SULIT kan...???

dan Erinpun memilih... teteap berada di samping anak didiknya... anak didiknya ada di jalan yg salah n dia ingin menyelamatkan anak didiknya itu, meski berat melepas suaminya tapi dia yakin suaminya orang yang baik dan akan baik2 saja dan kelak akan dapat pengganti yg terbaik.

Posting Komentar

*Terimakasih... atas Kunjungannya... ^_^
Salam Persahabatan yaaa.... *_*

 
Copyright © 2015 Lely Chusna
Distributed By lelly collection. Powered by Blogger