Dari zaman Nabi Muhammad sampai dengan era khalifah Usman bin Affan, tulisan Arab belum disertai dengan harakat dan titik. Namun mereka memahami apa maksud tulisan tersebut. Pada era dinasti Muawiyah, tulisan Arab mulai diberikan harakat dan titik agar tulisan Arab lebih mudah dipahami. Abu al-Aswad Ad-Dau’aly yang memberikan harakat dan yang memberi titik ialah Yaqmar bin Nasr. ”Ini pun belum sampai yang kita kenal dalam 7 tulisan (nasakh, sulusi, diwani, diwani jali, al-farisi, ar-riqqi, al-quffi) tapi dalam bentuk huruf balok,” tambah pengajar Hukum Islam ini.
Untuk membuat tulisan Arab menjadi lebih indah, muncul beberapa orang yang memiliki ketertarikan pada tulisan Arab seperti Ibnu Bawwab, Ibnu Muqlakh dan lain lain. ”Sampai pada masa Muhammad Al-Baghdadi yang kemudian lebih banyak mengembangkan bentuk-bentuk tulisan sehingga muncul tulisan dengan tujuh bentuk tersebut. Juga merupakan hasil kolaborasi dan kombinasi antar tokoh tersebut,” jelasnya. Di Indonesia, kaligrafi berkembang seiring dengan kedatangan Islam di nusantara.
Posting Komentar
*Terimakasih... atas Kunjungannya... ^_^
Salam Persahabatan yaaa.... *_*